Friday 13 August 2010

PemPem! Cloth Diaper Kualitas Terbaik dan Murah



Pocket diaper PemPem! merupakan popok kain yang memiliki kantong (pocket) dibagian belakang. Untuk menggunakan pocket diaper, bunda perlu memasukkan kain penyerap (atau dikenal dengan istilah insert), yang berfungsi untuk menyimpan cairan/pipis si kecil.

Pocket diaper PemPem! memiliki bahan outer yang dilapis dengan Polyurethane Laminate (PUL) yang mampu mencegah cairan tidak rembes dan membasahi pakaian bayi. Bahan innernya terbuat dari suede memberikan rasa stay dry hingga si kecil tetap nyaman.


Dengan menggunakan insert ultra-thin bamboo atau microfiber, pocket diaper pempem! dapat digunakan jauh lebih lama, bahkan bisa digunakan dari malam sampai pagi hari (10-12 jam)



















Keunggulan Cloth Diaper "Clodi" PemPem! :

  • Ukuran dapat disesuaikan seiring dengan pertumbuhan bayi, karena pocket diaper pempem! dilengkapi dengan adjustable snap button. Dapat digunakan untuk bayi dengan berat +/- 4.5 – 16 kg (setara dgn usia 2 bulan – 2 tahun)
  • Daya serap dapat disesuaikan. Masukkan penyerap setipis atau sebanyak yang dibutuhkan untuk dirumah, bepergian, atau pun untuk tidur siang dan malam hari
  • Lapisan luar terbuat dari bahan polyester dengan laminasi polyurethane, sebagai penahan kebocoran
  • Lapisan dalam terbuat dari bahan suede, lembut dan cepat kering, menjaga pantat bayi dari kelembaban
Pastinya bunda bisa merasakan cloth diaper pempem! dapat disejajarkan dengan kualitas cloth diaper import. No worries!
Informasi Produk Clodi PemPem!
Bahan outer : Soft Polyester
Warna outer : Biru, Pink, Putih
Bahan Inner : Suede
Lapisan anti air : Polyurethane Laminate (PUL)
Berat bersih : +/- 100 gram
Berat dengan insert : +/- 200 gram
Ukuran : 1 ukuran dengan adjustable snap button (S/M/L)
Tab : Velcro
Motif gesper/sabuk : Polos dan Printed (klik disini untuk lihat detilnya...)
Produksi : Indonesia
Harga : Rp 45.000 / pcs (Pocket Diaper-nya saja)
Pocket Diaper + Insert Ultra-Thin Bamboo : Rp 67.500 /pcs

Pocket Diaper + Insert Microfiber : Rp 75.000 /pcs

Insert Bamboo : Rp 32.500 /pcs

Insert Microfiber : Rp 35.000 /pcs



Thursday 12 August 2010

Cara Menggunakan Cloth Diaper Pempem!

  1. Cuci popok dan insert sebelum digunakan
  2. Sesuaikan ukuran popok dengan mengaitkan kancing yang berada di popok bagian depan.
  3. Masukkan insert ke dalam kantong popok, jangan sampai ada bagian insert yang keluar dari kantong. Untuk bayi kecil, insert bisa dilipat untuk mencegah keluarnya insert dari kantong.
  4. Pakaikan popok pada bayi seperti memakai popok sekali pakai
  5. Ganti popok saat insert sudah penuh atau ketika bayi pup
  6. Keluarkan insert dari popoknya, lalu simpan popok dan insert kotor di dalam ember tertutup
  7. Cuci popok & insertnya

Wednesday 11 August 2010

Cara Mencuci Cloth Diaper Pempem!

  1. Buang pup ke dalam toilet dengan bantuan toilet sprayer
  2. Tempelkan perekat (prepet) pada laundry tab
  3. Cuci popok & insert dengan mesin cuci. Gunakan free-additive detergent hanya ¼ dari takaran yang sebenarnya
  4. Jangan menggunakan pemutih, pewangi, pelembut
  5. Tidak perlu disetrika

Tuesday 10 August 2010

Popok Kain vs Popok Sekali Pakai

Popok kain ramah lingkungan

Popok kain dapat dicuci dan dipakai berulang-ulang. Tahukah mommy bahwa ketika batita sudah tidak menggunakan popok sekali pakai lagi, sudah terbuang kira-kira 3.000 – 5.000 popok sekali pakai. Bayangkan saja jika semua bayi mengenakan popok sekali pakai, berapa banyak popok sekali pakai yang terbuang dan sulit terurai. Feses/pup bayi yang tertinggal di dalam popok sekali pakai pun akan mencemari lingkungan sekitar.

Oh iya, tahukah mommy ketika si kecil sudah tidak mengenakan popok sekali pakai lagi, sudah terbuang kira-kira 3.000 – 5.000 popok sekali pakai jika penggunaannya secara terus menerus selama 24 jam. Bayangkan saja jika semua bayi mengenakan popok sekali pakai, berapa banyak popok sekali pakai yang terbuang dan sulit terurai. Feses / pup bayi yang tertinggal di dalam popok sekali pakai pun akan mencemari lingkungan sekitar. Dengan menggunakan cloth diaper, mommy pun turut berpartisipasi untuk mencegah terjadinya pemanasan global di lingkungan sekitar kita. Go Green!

Popok kain aman bagi bayi

Popok kain atau cloth diaper menggunakan 100% kain dengan bahan alami, dan tidak mengandung gel atau dioxin sebagai zat pemutih yang merupakan bahan kimia berbahaya. Kulit si kecil pun tidak bersentuhan langsung dengan material berbahan plastik, sehingga tidak akan menyebabkan iritasi atau ruam pada kulit.

Popok kain lebih ekonomis

Mari kita berhitung…. Misalkan saja si kecil memakai popok sekali pakai hingga usia batita. Rata-rata harga popok sekali pakai adalah Rp 2.000/buah. Jika mommy menggunakan 3.000 popok sekali pakai dalam kurun waktu 3 tahun, total biaya yang mommy keluarkan adalah sebesar 3.000 x Rp 2.000 = Rp 6.000.000 untuk satu anak. Jika mommy menggunakan cloth diaper secara terus menerus 24 jam, dibutuhkan sekitar 2-3 lusin cloth diaper dengan biaya kurang lebih Rp 57.500/set. Total biaya yang dikeluarkan sebesar 36 x Rp 57.500 = Rp 2.070.000. Mommy bisa menghemat hampir 65%!!, dan masih bisa disimpan untuk dipakai lagi ketika adiknya lahir nanti =)

Monday 9 August 2010

Apa Sih Cloth Diaper / Popok Kain itu?

Cloth diaper/popok kain/reusable diaper/washable diaper adalah popok yang terbuat dari kain, dapat dicuci dan dipakai berulang-ulang. Selama ini popok kain hanya terbuat dari selembar kain, biasanya dari bahan katun atau tetra. Ada yang sudah dibentuk dan dijahit sedemikian rupa dan diberi tali pengikat supaya mudah dikenakan pada bayi, dan ada pula popok yang berbenuk segi empat dengan ukuran yang besar dan harus dilipat dan dipeniti ketika akan dikenakan pada bayi.

Saat ini telah tersedia popok kain modern, dimana popok sudah dijahit seperti celana atau dengan bentuk menyerupai popok sekali pakai sehingga memudahkan orang tua -- bukan hanya ibu, bahkan ayah pun bisa dengan mudah memakaikannya pada bayi. Hal ini juga memudahkan para baby sitter atau petugas di penitipan anak. Sehingga kita tdak perlu ragu lagi jika menginginkan anak kita untuk tetap menggunakan popok kain selama berada di tempat penitipan anak.

Sunday 8 August 2010

Popok Bayi Modern Bisa Menyebabkan Mandul

Setelah disposable diaper dibuat pertama kali oleh Victor Miller di tahun 1950, nama Pampers langsung melejit dan menjadi populer di seluruh dunia. Orangtua merasa senang dengan inovasi popok modern ini. Bagi mereka, disposable diaper adalah solusi yang tepat untuk masalah pipis dan berak para bayi. Selain bayi bisa tidur tenang karena “tidak terganggu” basah, orangtua pun senang karena tidak perlu mendengar tangis bayi karena ngompol. Tapi beberapa waktu lalu, sebuah penelitian memaparkan kalau disposable diaper sangat tidak aman bagi bayi. Selain masalah ruam popok, disposable diaper disebut-sebut sebagai salah satu pemicu munculnya kanker dan kemandulan.

Seorang ibu rumah tangga bercerita kalau bayinya yang berumur satu bulan mengalami ruam popok setelah memakai disposable diaper. Ia mencoba beberapa diaper dari yang murah hingga yang mahal (produk impor) tapi hasilnya tetap sama, daerah di sekitar pantat bayi menjadi kemerahan dan nampak lecet. Ia berpikir kalau disposable diaper akan membuat bayinya tetap kering seperti yang diiklankan di televisi, dan terhindar dari ruam popok. Tapi nyatanya?. Bayi mungilnya tak urung sembuh. Pada akhirnya, ia memutuskan untuk kembali ke popok kain. Memang pada awalnya, ia rela membayar mahal demi kenyamanan bayinya dengan popok modern. Namun setelah berpikir untung ruginya, ia menyadari kalau popok kain adalah pilihan terbaik untuk putranya. Lain halnya dengan ibu tadi yang hanya dipusingkan dengan masalah ruam popok, Consumer Protection Agency melaporkan masalah sehubungan dengan pemakaian disposable diaper, mulai dari pembakaran bahan kimia, pemakaian bahan kimia berbahaya dan bau insektisida sampai kelakuan bayi yang sering menarik dan meletakkan disposable diaper ke hidungnya atau mulutnya.
Menurut laporan Journal of Pediatrics terdapat 54% bayi berumur 1 bulan yang mengalami ruam popok setelah memakai disposable diaper. Dalam artikel yang berjudul Disposable Diapers : Potential Health Hazards, Cathy Allison menyatakan kalau Procter & Gamble (produsen Pampers dan Huggies) melalui penelitiannya memperoleh data mencengangkan. Angka ruam popok pada bayi yang menggunakan disposable diaper meningkat dari 7,1% hingga 61%. Sementara itu Mark Fearer dalam artikelnya yang berjudul Diaper Debate-Not Over Yet menyatakan beberapa hasil studi medis menunjukkan angka peningkatan ruam popok dari 7% pada tahun 1955 sampai 78% pada tahun 1991.
Penyebaran ruam popok merupakan fenomena yang terjadi di permukaan disposable diaper. Hal itu disebabkan oleh alergi terhadap bahan kimia, kurangnya udara, temperatur tinggi karena dilapisi plastik yang sifatnya mempertahankan kalor (panas) di area popok, dan bayi jarang ganti karena mereka merasa kering meskipun pantat dalam keadaan lembab (basah).
Sebenarnya masalah ruam popok bisa diatasi dengan mengganti diaper sesering mungkin. Procter & Gamble melaporkan kalau rata-rata konsumen produk mereka mengganti diaper 5 kali sehari. Tapi beberapa peneliti dan ahli medis menyarankan agar mengganti diaper setiap 2 jam sekali. Jika masalahnya hanya ruam popok mungkin masih bisa dianggap enteng, orangtua hanya perlu membayar lebih mahal (dengan sering mengganti diaper) supaya bayinya bebas ruam popok. Tapi bagaimana dengan isu kanker dan kemandulan yang dikait-kaitkan dengan disposable diaper?

Pemicu Kanker dan Kemandulan
Pada tahun 2000 beberapa peneliti dari Universitas Kiel, Jerman melakukan sebuah riset mengenai Archives of Desease in Childhood yang dimuat dalam British Medical Journal. Penelitian yang melibatkan 48 bayi laki-laki itu dilakukan selama setahun untuk mengetahui efek yang ditimbulkan oleh disposable diaper. Para peneliti yang melakukan studi tersebut melaporkan bahwa bayi laki-laki yang menggunakan disposable diaper temperatur skortumnya (kantung kemaluan) mengalami kenaikan beberapa derajat dibanding yang tidak memakai. Bagi seorang bayi laki-laki yang skortumnya sedang berkembang, hal tersebut merupakan perkara yang serius. Karena untuk memproduksi sperma dalam jumlah yang banyak, skortum harus bisa menjaga temperatur testis supaya suhunya lebih rendah dari suhu badan. Oleh sebab itu kenaikan satu derajat pun akan merusak kinerja skortum sebagai “mesin pendingin” testis. Tentu saja fenomena ini akan membuat produksi sperma terganggu, yang berarti kesuburan pria akan menurun. Peneliti yang melakukan studi tersebut menyatakan, “peningkatan temperatur skortum yang disebabkan oleh pemakaian disposable diaper akan mempengaruhi kualitas sperma bayi laki-laki dan meningkatkan angka terjadinya kanker testis di usia dewasa.” Mereka juga mengatakan kalau fisiologi mekanisme pendingin testis mengalami kerusakan secara signifikan.
Dalam melakukan studinya mereka juga meneliti pria Eropa yang lahir pada tahun 1975 (tidak lama setelah disposable diaper menjadi begitu populer dan digandrungi). Para peneliti itu terkejut dengan penemuannya, ternyata jumlah sperma pria Eropa mengalami penurunan hingga 25% dalam 25 tahun terakhir. Sekitar 27000 pria Inggris yang sudah menikah menjalani perawatan ketidaksuburan setiap tahunnya, dan angka kejadiannya meningkat hingga 55% pada tahun 1995. Tim Hedgley, ketua National Fertility Assosiation mengatakan, “penelitian ini begitu mengejutkan dan penting untuk diketahui.”
Sementara itu, Dr. Simon Fishel, direktur Centre of Assisted Reproduction (Nottingham, Inggris) mengatakan, “teori tersebut sangat masuk akal dan saya tidak terkejut dengan hasilnya. Bagaimana pun disposable diaper dapat meningkatkan temperatur skortum bayi laki-laki dan tentu saja hal itu merupakan masalah besar karena kinerja skortum akan terganggu.” Sayangnya produksi besar-besaran disposable diaper tidak disertai penelitian terlebih dahulu terhadap efek sampingnya. Sehingga ada kemungkinan angka kejadian akan terus meningkat seiring dengan kurangnya pemahaman masyarakat tentang efek jangka panjang yang ditimbulkan oleh pemakaian disposable diaper.

Bahan Kimia Berbahaya dalam Disposable Diaper
Isu kenyamanan yang digencarkan oleh produsen diaper selalu berkisar pada masalah daya serap tinggi yang membuat kulit bayi tetap kering. Yah, tentu saja, Sodium Polyacrylate memang bisa bekerja sebagai super absorbent yang hebat, bahan yang berbentuk serbuk sebelum dicampurkan pada lapisan dalam disposable diaper memiliki daya serap lebih dari 100 kali dari beratnya di dalam air. Bahan kimia inilah yang mengubah cairan menjadi gel yang akan menempel di kulit bayi dan menimbulkan reaksi alergi. Disamping itu, bahan ini juga dicurigai sebagai biang keladi iritasi kulit dan demam. Ketika disuntikkan pada tikus percobaan menimbulkan hemorhage, kegagalan kardivaskuler, bahkan kematian. Anak-anak bisa terbunuh jika menelan 5 gram Sodium Polycrylate. Selain itu, bahan ini juga merusak daya tahan tubuh dan menurunkan berat badan para pekerja pabrik yang memproduksinya.
Bahan kimia lain yang terkenal tingkat bahayanya adalah dioxin. Dioxin dihasilkan dari proses produksi pemutih kertas. Sementara itu proses produksi disposable diaper menggunakan dioxin dalam bentuk gas klorin. Dalam artikel yang berjudul “Whitewash; Exposing the health and environmental dangers of woman’s sanitary product and dsposable diaper – what you can do about it”, Liz Amstrong dan Adrienne Scott menyatakan kebanyakan industri kertas melakukan proses pemutihan dengan menggunakan pulp whiter daripada klorin. Penyebabnya tak lain adalah bahan kimia yang termasuk dalam organoklorin (termasuk di dalamnya dioxin) ini sangat beracun dan bersifat persisten (menetap dalam tubuh).
Tributyl Tin (TBT) juga termasuk bahan yang digunakan dalam produksi disposable diaper. Bahan kimia ini selain menyebabkan pencemaran lingkungan juga sangat beracun. Penyebarannya bisa melalui kulit, jadi bisa dibayangkan tingkat bahayanya kalau kulit bayi yang sensitif memakai diaper yang mengandung TBT. Karena saking beracunnya bahan kimia ini dalam konsentrasi yang sangat kecil pun bisa mengakibatkan gangguan hormon disamping mengganggu sistem kekebalan tubuh. Tak tanggung-tanggung, orangtua yang memiliki bayi laki-laki perlu waspada karena bahan ini bisa menyebabkan kemandulan (pada bayi laki-laki). Ginny Caldwell dalam artikelnya yang berjudul Diapers. Disposable or Cotton?, menyatakan bahwa kerusakan dalam sistem saraf pusat, ginjal dan lever bisa disebabkan oleh bahan-bahan kimia berbahaya yang ditemukan dalam disposable diaper.
Pada tahun 1999 The Archive of Environtmental Health melaporkan sebuah studi yang dilakukan oleh Anderson Laboratories. Dalam studi tersebut mereka membuka kemasan diaper lalu meletakkannya di dekat tikus-tikus percobaan. Tikus-tikus yang terekspos diaper tersebut menderita bronchoconstriction yang menyerupai serangan asma Tak hanya itu, tikus-tikus tersebut juga mengalami iritasi mata, kulit dan tenggorokan. Di dalam sebuah ruangan yang luas sekalipun emisi dari disposable diaper cukup mampu membuat tikus-tikus ini terserang asma. Bahan kimia yang ditemukan dalam disposable diaper yang mampu menyebabkan iritasi tenggorokan antara lain tolune, xylene, ethylbenzene, styrene, dan isopropylbenzene.
Tentu saja berbeda dengan popok kain yang terkenal aman karena tidak mengandung bahan kimia. Tikus-tikus percobaan tidak mengalami gangguan pernafasan seperti tikus-tikus yang terkena emisi diaposable diaper. Jadi sekarang saatnya mempertimbangkan lagi penggunaan disposable diaper supaya bayi aman dari efek jangka panjang yang ditimbulkan oleh disposable diaper.

written by Diena Ulfaty

Diena Ulfaty adalah alumni Fisika yang pernah terlibat dalam RUT IX di ITB tahun 2002 – 2004. Salah satu penelitiannya (mengenai superkonduktor) dipublikasikan dalam Jurnal Fisika Indonesia 2003. Sekarang Diena tinggal di Bandung dan menekuni dunia penulisan cerita.Bukunya yang berjudul Inspiring Stories for Kids yang berisi 20 Kisah Teladan tentang Kepahlawanan, Kesabaran, Kejujuran, dan Cinta telah diterbitkan pada akhir Nopember 2008. Reviewnya bisa dibaca selengkapnya di http://dienaulfaty.wordpress.com. Buku juga sudah bisa diperoleh di TB. Gramedia, dll, atau bisa pesan langsung ke penulisnya melalui diena.ulfaty@gmail.com